JAKARTA - Bagi sebagian orang, belajar sering dianggap sebagai kewajiban yang berat. Namun, bagi Maudy Ayunda, belajar justru memiliki makna yang berbeda. Artis multitalenta ini melihat belajar sebagai ruang pribadi untuk menenangkan diri. Di tengah kesibukannya sebagai penyanyi sekaligus aktris, ia merasa belajar adalah aktivitas yang mampu membuat pikirannya kembali segar. Dalam sebuah kesempatan, ia mengaku, “Belajar itu kayak escape, itu gue akuin, gue agak absurd dalam hal ini.” Bagi Maudy, aktivitas akademik tidak sekadar rutinitas, melainkan bentuk pelarian yang justru menghadirkan kebahagiaan.
Jejak Pendidikan yang Menginspirasi
Kecintaannya terhadap dunia akademik terlihat jelas dari perjalanan pendidikannya. Ia menempuh studi S1 di University of Oxford, Inggris, sebuah kampus bergengsi yang dikenal dengan tradisi akademiknya. Tidak berhenti sampai di sana, ia melanjutkan ke jenjang S2 di Stanford University, Amerika Serikat. Uniknya, ia tidak hanya mengambil satu jurusan, melainkan dua sekaligus, yakni Administrasi Bisnis dan Bidang Pendidikan.
Keputusan ini tentu bukan hal yang mudah. Banyak orang mungkin akan menganggapnya sebagai beban, namun bagi Maudy, justru sebaliknya. Ia menikmati proses belajar tersebut. Dengan jadwal yang padat sebagai figur publik, ia tetap bisa menyeimbangkan dunia hiburan dan akademik. Hal ini menunjukkan bahwa kecintaannya pada belajar bukan sekadar kata-kata, tetapi terbukti dalam setiap langkahnya.
Sekolah Sebagai Ruang Bermain
Bagi Maudy, bekerja di industri hiburan selalu dikaitkan dengan tanggung jawab besar. Ia harus tampil profesional, menjaga penampilan, dan memenuhi ekspektasi banyak orang. Karena itu, ia menemukan perbedaan saat berada di dunia akademik. Ia menjelaskan, “Karena kan kerja itu asosiasinya tanggung jawab. Jadi sekolah itu menjadi tempat bermain buat gue.”
Pandangan ini menggambarkan bahwa belajar adalah ruang aman di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri. Di balik tugas dan materi kuliah, ia menemukan kegembiraan seperti anak kecil yang bermain. Baginya, kelas dan buku bukan tekanan, melainkan arena untuk bebas mengeksplorasi gagasan baru. Inilah yang membuatnya berbeda dari banyak orang yang mungkin menganggap belajar sebagai kewajiban semata.
Fondasi Dari Keluarga
Kesukaannya terhadap belajar tidak datang begitu saja. Sejak kecil, orang tua Maudy sudah menanamkan pendekatan yang sehat terhadap pendidikan. Mereka tidak pernah memaksa, melainkan memberi kebebasan bagi Maudy untuk menjadikannya bagian dari dirinya. “Orang tua enggak memaksakan itu (belajar) tapi itu jadi bentuk aku bisa terbebas waktu belajar dan mengaktualisasikan diri sendiri,” ungkapnya.
Dukungan keluarga inilah yang membuatnya tumbuh dengan pandangan positif terhadap belajar. Tidak ada tekanan, tidak ada paksaan. Justru ia belajar dengan rasa senang dan merasakan kebebasan yang membuatnya semakin bersemangat. Dari fondasi inilah lahir sosok Maudy yang mencintai ilmu pengetahuan dan menjadikannya sebagai pelarian yang positif.
Belajar Sebagai Investasi Diri
Bagi Maudy, belajar tidak hanya soal memperoleh nilai atau gelar akademik. Lebih dari itu, ia menganggap belajar sebagai investasi jangka panjang. Dengan ilmu yang dimiliki, ia memiliki bekal untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Dua jurusan yang ia pilih di Stanford mencerminkan visinya ke depan: bidang bisnis membekalinya dengan strategi untuk karier dan usaha, sementara bidang pendidikan memperluas wawasannya untuk memberi kontribusi sosial.
Dengan cara ini, ia membuktikan bahwa belajar bisa membuka peluang tanpa batas. Dunia hiburan mungkin memberi ketenaran, tetapi pendidikan memberi kedalaman. Inilah yang membuat Maudy tidak hanya bersinar di layar kaca, tetapi juga dihargai sebagai sosok yang cerdas dan visioner.
Mengubah Cara Pandang Tentang Belajar
Apa yang dilakukan Maudy menjadi pelajaran penting. Belajar sering dilihat sebagai beban, tetapi ia menunjukkan bahwa semuanya bergantung pada cara pandang. Jika dilihat sebagai kewajiban, tentu akan terasa berat. Namun, jika dianggap sebagai kesempatan untuk tumbuh, belajar bisa menjadi hal yang menyenangkan.
Dalam dirinya, belajar adalah proses kreatif, sama berharganya dengan berkarya di dunia seni. Perpaduan keduanya menjadikannya pribadi yang utuh. Dunia hiburan memberinya ekspresi, dunia akademik memberinya refleksi. Dari kombinasi itu, lahirlah inspirasi yang bisa menjadi motivasi bagi banyak orang.
Inspirasi Bagi Generasi Muda
Cerita Maudy memberikan pesan kuat bagi generasi muda. Belajar tidak harus selalu membosankan. Dengan menumbuhkan rasa cinta pada prosesnya, belajar bisa menjadi cara untuk menemukan kebahagiaan. Bukan sekadar mengejar gelar, tetapi juga memahami diri sendiri dan membuka peluang baru.
Generasi muda dapat mencontoh cara Maudy dalam memandang belajar sebagai pelarian yang sehat. Di tengah rutinitas yang penuh tanggung jawab, belajar bisa menjadi ruang untuk beristirahat sejenak sekaligus menambah wawasan. Inilah yang menjadikannya investasi berharga untuk masa depan.
Maudy Ayunda telah menunjukkan bahwa belajar adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia menjadikannya sebagai ruang kebebasan, tempat bermain, sekaligus investasi jangka panjang. Dari pengalamannya, kita belajar bahwa menuntut ilmu bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk merayakan hidup.
Dengan menyeimbangkan dunia hiburan dan akademik, Maudy membuktikan bahwa keduanya bisa berjalan bersama. Ia adalah contoh nyata bahwa kesuksesan tidak hanya dilihat dari panggung hiburan, tetapi juga dari kecintaan pada proses belajar. Bagi Maudy, belajar adalah cara untuk terus bertumbuh, menemukan diri, dan memberi inspirasi bagi banyak orang.