Dorong Industri Kereta Api RI, Kemenperin Fokus Ekspor

Minggu, 27 Juli 2025 | 08:52:40 WIB
Dorong Industri Kereta Api RI, Kemenperin Fokus Ekspor

JAKARTA - Penguatan industri kereta api dalam negeri menjadi fokus utama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam memperluas kontribusi Indonesia pada pasar global. Komitmen ini diwujudkan dengan mendorong pelaku industri nasional untuk terus berinovasi, mengembangkan teknologi, dan memperluas jaringan produksi demi merebut peluang pasar ekspor yang semakin terbuka lebar.

Berdasarkan proyeksi pasar global, industri sarana kereta api mengalami pertumbuhan signifikan yang tidak bisa diabaikan. Potensi nilai pasar sarana kereta api global diperkirakan mencapai 96,5 miliar dolar AS pada 2030. Pertumbuhan tahunan yang konsisten, yakni sebesar 6,3 persen, menunjukkan bahwa industri ini sangat prospektif secara bisnis. Dalam kawasan Asia Pasifik, Indonesia diprediksi menjadi bagian penting dari pertumbuhan tersebut.

"Asia Pasifik disebut sebagai pasar terbesar, termasuk Indonesia yang menunjukkan tren positif untuk pertumbuhan moda transportasi kereta api,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza.

Faisol menekankan bahwa untuk menghadapi persaingan dan peluang pasar tersebut, Indonesia telah memiliki bekal kuat melalui PT Industri Kereta Api (INKA). INKA sebagai produsen kereta nasional telah berhasil mengembangkan berbagai produk yang sesuai standar internasional dan ramah lingkungan. Produk-produknya meliputi kereta penumpang generasi baru, kereta rel listrik (KRL), light rail transit (LRT), autonomous battery tram, hingga sistem propulsi hybrid.

Produk-produk ini tidak hanya unggul dari sisi teknologi, namun juga menunjukkan pencapaian dalam pemanfaatan bahan lokal. Beberapa di antaranya telah memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) antara 40 sampai 60 persen. Namun demikian, Faisol menggarisbawahi masih ada sejumlah tantangan teknis yang perlu diatasi, khususnya pada pengembangan komponen strategis.

Salah satu tantangan utama adalah pengembangan blok rem komposit dan roda kereta api. Kedua komponen ini memiliki permintaan tinggi di dalam negeri setiap tahunnya. Blok rem komposit, misalnya, dibutuhkan lebih dari 200.000 unit per tahun, sementara roda kereta api mencapai 30.000 unit.

"Tantangan terbesar masih pada aspek pemenuhan spesifikasi teknis dan keterbatasan fasilitas uji dengan standar internasional untuk blok rem, serta tantangan produksi dan investasi pada industri roda kereta,” ujar Faisol.

Selain dua komponen tersebut, potensi pengembangan komponen lain juga masih terbuka lebar. Di antaranya adalah sistem propulsi dan kelistrikan, bahan baku berbasis logam, serta komponen prasarana pendukung. Oleh karena itu, Kemenperin menilai bahwa penguatan industri perkeretaapian tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan harus melibatkan berbagai pihak dalam satu ekosistem terintegrasi.

Faisol menyebut sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi menjadi kunci keberhasilan jangka panjang sektor ini. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat daya saing, meningkatkan kompetensi teknis, serta membangun rantai pasok yang andal dan berkelanjutan.

"Keberhasilan jangka panjang sektor ini bergantung pada daya saing, kompetensi, dan reliabilitas rantai pasok yang terintegrasi,” tegas Faisol.

Dari sisi industri, PT INKA telah menunjukkan komitmennya dalam memperkuat basis produksi dalam negeri. Direktur Pengembangan PT INKA (Persero), Roppiq Lutzfi Azhar, menyampaikan bahwa perusahaan terus berfokus pada peningkatan kemampuan desain dan perakitan lokal. Hal ini mencakup pengembangan sistem propulsi, bogie (kerangka roda), serta carbody (badan kereta) yang terbuat dari aluminium dan stainless steel.

"INKA fokus pada pengembangan kemampuan desain dan perakitan lokal untuk komponen-komponen penting kereta api seperti sistem propulsi, bogie, dan carbody," ujar Roppiq.

Langkah ini, menurutnya, bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada komponen impor dan memperkuat daya saing produk nasional di pasar ekspor. Dalam praktiknya, INKA telah berhasil menembus pasar mancanegara, dengan sejumlah negara tujuan ekspor seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia.

Selain memproduksi kereta untuk ekspor, INKA juga terlibat dalam pembangunan ekosistem industri kereta di Indonesia. Perusahaan ini aktif bekerja sama dengan pelaku industri lokal untuk mengembangkan komponen, serta dengan kalangan akademisi untuk meningkatkan kapasitas riset dan inovasi.

Roppiq menegaskan bahwa keterlibatan lintas sektor dalam membangun industri kereta yang mandiri sangat penting untuk keberlangsungan dan peningkatan kapasitas nasional. Pengembangan teknologi harus berjalan seiring dengan pembangunan sistem pendukung produksi, sehingga industri perkeretaapian Indonesia benar-benar siap bersaing di kancah global.

Sebagai dukungan terhadap hal tersebut, Kemenperin juga membuka ruang fasilitasi penguatan kemampuan industri kecil dan menengah (IKM) untuk terlibat dalam rantai pasok kereta api. Harapannya, akan tercipta struktur industri yang inklusif dan memberikan manfaat ekonomi luas bagi masyarakat.

Dengan potensi pasar yang terus berkembang dan kekuatan produksi nasional yang mulai terbangun, Kemenperin yakin bahwa Indonesia mampu menjadi pemain utama dalam industri kereta api global. Pemerintah akan terus memperkuat dukungan kebijakan, mempercepat alih teknologi, serta mendorong inovasi untuk memastikan industri ini tumbuh berkelanjutan dan kompetitif.

Terkini

97.878 Masyarakat Nikmati FLPP Melalui KPR BRI

Senin, 28 Juli 2025 | 14:53:29 WIB

Tips Magang dari BSI, Mahasiswa Wajib Tahu

Senin, 28 Juli 2025 | 14:57:48 WIB

Cara Ajukan KUR BNI 2025 Mudah dan Cepat

Senin, 28 Juli 2025 | 15:04:33 WIB

Cicilan KUR BCA Rp500 Juta Mulai Rp11 Jutaan

Senin, 28 Juli 2025 | 15:07:55 WIB

Lonjakan Premi Warnai Kinerja Asuransi YOII 2025

Senin, 28 Juli 2025 | 15:13:47 WIB