Harga Minyak Dunia Anjlok 3 Persen Akibat Lonjakan Pasokan

Selasa, 30 September 2025 | 10:21:29 WIB
Harga Minyak Dunia Anjlok 3 Persen Akibat Lonjakan Pasokan

JAKARTA - Pasar energi global kembali diguncang penurunan harga minyak dunia.

Pada perdagangan, Selasa, 30 September 2025, harga minyak mentah merosot sekitar 3 persen setelah pasar dibayangi sentimen meningkatnya pasokan dari dua sumber utama: kembalinya ekspor minyak dari Kurdistan Irak ke Turki dan rencana OPEC+ menaikkan produksi pada November mendatang.

Kondisi ini sekaligus menandai perubahan signifikan dalam dinamika pasar energi internasional, mengingat beberapa pekan sebelumnya harga minyak sempat menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Harga Brent dan WTI kompak melemah

Mengutip CNBC pada Selasa, 30 September 2025, harga minyak berjangka Brent anjlok USD 2,16 atau 3,08 persen menjadi USD 67,97 per barel. Padahal pada perdagangan Jumat lalu, Brent sempat menyentuh titik tertinggi sejak 31 Juli.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal Amerika Serikat juga ikut melemah. WTI ditutup di USD 63,45 per barel, turun USD 2,27 atau 3,45 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Menurut CEO platform investasi Moomoo Australia and New Zealand, Michael McCarthy, tekanan terhadap harga minyak memang tak bisa dihindari akibat membanjirnya pasokan.

“Kekhawatiran berlanjut soal peningkatan produksi membatasi kenaikan harga. Namun, kondisi pasokan jangka pendek yang ketat membuat harga minyak berada di posisi serba sulit menjelang pekan perdagangan baru,” ujarnya.

Kurdistan Irak kembali ekspor minyak ke Turki

Salah satu faktor penting yang memicu penurunan harga adalah dibukanya kembali jalur ekspor minyak mentah dari wilayah semi-otonom Kurdistan Irak ke Turki. Untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun terakhir, minyak kembali mengalir melalui pipa menuju pelabuhan Ceyhan di Turki pada Sabtu lalu.

Ekspor ini dimungkinkan setelah tercapai kesepakatan sementara antara pemerintah Irak, Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG), dan sejumlah produsen minyak asing. Berdasarkan pernyataan resmi, aliran minyak diperkirakan mencapai 180.000–190.000 barel per hari, dengan potensi meningkat hingga 230.000 barel per hari atas dorongan Amerika Serikat.

Menteri Perminyakan Irak menilai langkah ini akan menghidupkan kembali kontribusi Kurdistan terhadap ekspor minyak nasional. Pasalnya, sejak Maret 2023 Turki menghentikan ekspor melalui pipa Kirkuk–Ceyhan. Saat itu, putusan arbitrase internasional di Paris menyatakan bahwa Ankara menyalurkan minyak dari Kurdistan tanpa izin resmi dari pemerintah federal Irak, sehingga Turki dianggap melanggar perjanjian.

Kembalinya ekspor ini jelas menambah pasokan global, memberi tekanan pada harga yang sebelumnya cenderung naik karena isu geopolitik.

Rencana OPEC+ tambah produksi

Selain faktor Kurdistan, pasar juga menyoroti rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi pada pertemuan Minggu mendatang. Kelompok produsen minyak ini diperkirakan akan menyetujui penambahan produksi setidaknya 137.000 barel per hari mulai November.

Langkah tersebut diambil menyusul kenaikan harga minyak beberapa pekan terakhir yang membuat OPEC+ terdorong merebut kembali pangsa pasar global.

Namun, di sisi lain, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa produksi OPEC+ sebenarnya masih sekitar 500.000 barel per hari di bawah target resmi mereka. Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian baru: apakah pasar benar-benar akan mengalami surplus pasokan atau justru seimbang dalam jangka menengah.

Sebagai informasi, OPEC terdiri dari negara-negara produsen minyak yang dipimpin Arab Saudi. Adapun simbol “+” merujuk pada negara mitra seperti Rusia yang tidak tergabung resmi dalam organisasi, tetapi tetap ikut dalam pengaturan kuota produksi.

Sentimen geopolitik masih membayangi

Meski pasokan meningkat, pasar minyak tetap rentan oleh isu geopolitik, terutama konflik Rusia-Ukraina. Pekan lalu, harga Brent dan WTI sempat melonjak lebih dari 4 persen, mencatatkan kenaikan mingguan terbesar sejak Juni.

Kenaikan tersebut dipicu serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia yang mengganggu ekspor bahan bakar negara tersebut. Sebagai balasan, Rusia melancarkan serangan udara ke Kyiv dan sejumlah wilayah lain pada Minggu pagi, yang disebut sebagai salah satu serangan terpanjang ke ibu kota Ukraina sejak invasi skala penuh dimulai.

Kondisi geopolitik yang belum stabil ini menambah ketidakpastian dalam pergerakan harga minyak ke depan. Pasar global kini berada pada persimpangan antara potensi penurunan lebih lanjut akibat kelebihan pasokan atau lonjakan harga mendadak jika konflik memanas.

Dampak bagi ekonomi global

Anjloknya harga minyak hingga 3 persen tentu membawa implikasi luas bagi ekonomi global. Bagi negara pengimpor, harga yang lebih rendah bisa menjadi angin segar karena menekan biaya energi dan transportasi. Sebaliknya, bagi negara produsen minyak, tekanan harga dapat mengurangi pendapatan negara, apalagi bila anggaran mereka bergantung pada ekspor energi.

Selain itu, fluktuasi harga minyak juga berpengaruh pada sektor lain, mulai dari industri manufaktur, logistik, hingga pasar saham dan obligasi. Investor global akan terus memantau perkembangan OPEC+, dinamika ekspor Kurdistan, serta situasi geopolitik yang bisa memicu gejolak baru.

Pergerakan harga minyak dunia awal pekan ini memperlihatkan betapa rentannya pasar energi terhadap kombinasi faktor pasokan dan geopolitik. Kembalinya ekspor dari Kurdistan Irak serta rencana kenaikan produksi OPEC+ menjadi pemicu utama pelemahan harga Brent dan WTI lebih dari 3 persen.

Namun, dengan kondisi pasokan jangka pendek yang masih ketat dan ancaman konflik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung, pergerakan harga minyak ke depan diperkirakan tetap berfluktuasi. Pasar kini menunggu keputusan OPEC+ pada pertemuan berikutnya yang berpotensi menjadi penentu arah harga minyak dunia di akhir tahun.

Terkini

Spesifikasi Lengkap Oppo Find X9 Pro dan Fitur Andalan

Selasa, 30 September 2025 | 15:44:36 WIB

Spesifikasi POCO M7 Pro: Kinerja Kencang Harga Terjangkau

Selasa, 30 September 2025 | 15:44:35 WIB

Spesifikasi dan Perkiraan Harga iPhone 17 di Indonesia

Selasa, 30 September 2025 | 15:44:34 WIB

Realme Watch 5: Spesifikasi Lengkap Smartwatch Baterai Tahan

Selasa, 30 September 2025 | 15:44:30 WIB