
JAKARTA - Alih kelola Blok Rokan oleh anak bangsa kini genap empat tahun. Sejak 9 Agustus 2021, ketika Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi mengambil alih pengelolaan dari Chevron Pacific Indonesia, banyak pihak mempertanyakan kemampuan pengelola baru menghadapi tantangan ladang tua yang kompleks. Namun, perjalanan empat tahun membuktikan bahwa WK Rokan bukan hanya mampu bertahan, tetapi justru kembali bersinar dan menjadi tulang punggung produksi migas nasional.
Sejak awal, PHR menunjukkan strategi kerja agresif untuk mengatasi kekhawatiran publik. Pada akhir 2021, produksi langsung tercatat rata-rata 166.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka ini mengejutkan banyak pihak, karena biasanya alih kelola ladang tua disertai penurunan produksi. Keberhasilan awal ini menjadi sinyal bahwa anak bangsa mampu mengelola sumber daya strategis nasional secara profesional.
Agresif Mengebor, Produksi Tetap Stabil
Baca Juga
Tidak berhenti pada pencapaian awal, PHR menancapkan langkah lebih jauh pada 2022. Perusahaan membor lebih dari 370 sumur, meningkatkan jumlah rig hampir tiga kali lipat, dan mengadopsi berbagai teknologi canggih. Di antaranya adalah chemical enhanced oil recovery (CEOR) dan digitalisasi sistem pemantauan produksi.
Hasilnya terlihat jelas: produksi tetap stabil di kisaran 161.000–162.000 barel per hari. Hal ini menjadikan WK Rokan kontributor utama produksi nasional. Pada 2023, lifting mencapai 59 juta barel minyak, dan pada 2024, meski menghadapi tantangan operasional yang semakin kompleks, PHR tetap mempertahankan lifting sebesar 58 juta barel. Stabilitas produksi ini menegaskan bahwa alih kelola ladang tua oleh anak bangsa dapat dijalankan tanpa mengorbankan output.
Rokan, Kebanggaan Nasional
Memasuki 2025, WK Rokan bukan lagi sekadar ladang tua. Produksi minyak rata-rata konsisten di atas 160.000 barel per hari, dengan tambahan gas 35 juta kaki kubik per hari, atau setara total 164.000 BOEPD. Ini berarti sekitar 27% dari total produksi minyak nasional berasal dari Rokan, menegaskan peran vital ladang ini bagi ketahanan energi Indonesia.
Selain itu, sepanjang 2024, PHR mencatat prestasi eksplorasi yang mengesankan:
6 sumur eksplorasi
491 sumur pengembangan (eksploitatif)
257 sumur kerja ulang (KUPL)
Penemuan cadangan terbukti hingga 84 juta barel ekuivalen
Dengan pencapaian ini, PHR menjadi kontributor terbesar Subholding Upstream Pertamina, menyumbang hampir 36% dari total produksi grup. Keberhasilan ini menegaskan bahwa pengelolaan ladang tua oleh anak bangsa tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan negara.
Energi untuk Negeri
Kisah Blok Rokan pasca alih kelola lebih dari sekadar cerita industri. Ia merupakan simbol kemandirian bangsa dalam mengelola sumber daya alam. Dengan teknologi mutakhir, disiplin, dan semangat juang tinggi, anak negeri mampu menghadirkan energi lebih efisien, berkelanjutan, dan mandiri.
Empat tahun telah berlalu sejak bendera Merah Putih berkibar di ladang minyak Rokan. Hari ini, WK Rokan tidak hanya menjaga api produksi tetap menyala, tetapi membuatnya lebih terang dari sebelumnya. Ini adalah bukti nyata bahwa anak bangsa mampu memanfaatkan peluang, mengelola tantangan teknis, dan menghasilkan prestasi yang membanggakan.
Pencapaian produksi yang stabil, disertai peningkatan jumlah sumur dan adopsi teknologi canggih, menunjukkan kapasitas PHR dalam menjaga ketahanan energi nasional. Ladang tua yang semula dipandang sebagai risiko kini menjadi simbol keberhasilan pengelolaan sumber daya nasional.
Lebih dari sekadar angka, keberhasilan WK Rokan menunjukkan filosofi manajemen yang menekankan efisiensi, inovasi, dan tanggung jawab sosial. Anak bangsa membuktikan bahwa ladang tua dapat dikelola optimal, menciptakan energi untuk seluruh rakyat, sekaligus menumbuhkan kebanggaan nasional.
Dengan kombinasi strategi agresif dan teknologi mutakhir, PHR membuktikan bahwa ladang tua bukan hambatan, tetapi peluang untuk menunjukkan kemampuan anak bangsa dalam mengelola sumber daya strategis. Empat tahun pasca alih kelola, Blok Rokan telah membuktikan dirinya sebagai penopang produksi nasional sekaligus simbol kemandirian energi Indonesia.
Kini, WK Rokan menjadi inspirasi bagi pengelolaan sumber daya alam lain di Indonesia. Anak bangsa membuktikan bahwa dengan disiplin, inovasi, dan semangat juang, ladang tua bisa menjadi ladang andalan. Keberhasilan ini menegaskan bahwa Indonesia mampu menjaga, mengembangkan, dan memanfaatkan sumber daya alamnya untuk kesejahteraan seluruh rakyat.
Empat tahun setelah pengelolaan beralih ke PHR, Blok Rokan kini tidak hanya tetap produktif, tetapi juga menjadi kebanggaan nasional. Api energi yang menyala di Rokan bukan hanya simbol produksi minyak dan gas, tetapi juga bukti nyata bahwa anak bangsa mampu menghadirkan energi untuk negeri lebih baik, lebih efisien, dan lebih mandiri.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Keamanan Digital Dorong Pertumbuhan Perbankan Inklusif
- 13 Agustus 2025
2.
Bank Mandiri Dorong UMKM Naik Kelas Digital
- 13 Agustus 2025
3.
BTN Perkuat Layanan Perbankan Pegawai PKP
- 13 Agustus 2025
4.
Belanja Online Makin Populer di Seluruh Dunia
- 13 Agustus 2025
5.
PLN Indonesia Power Kawal Dua Pembangkit Listrik di Papua
- 13 Agustus 2025