Dorong SLHS, Industri Tahu Tempe Balikpapan Maju

Senin, 11 Agustus 2025 | 11:48:19 WIB
Dorong SLHS, Industri Tahu Tempe Balikpapan Maju

JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan pangan, Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan mengadakan program peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) tahu tempe. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 11 Agustus 2025, dan melibatkan puluhan pelaku industri serta para pembina dari Aparatur Sipil Negara (ASN).

Program ini merupakan langkah strategis pemerintah kota untuk memastikan bahwa produk tahu tempe yang beredar di Balikpapan memenuhi standar higienis yang ketat. Salah satu fokus utama adalah mendorong IKM untuk memiliki Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi (SLHS), sebagai jaminan bahwa produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.

Pendekatan Teori dan Praktik Lapangan

Pelatihan berlangsung dalam dua tahap, yakni sesi teori di ruang pelatihan dan praktik langsung di lapangan. Pada hari kedua, para ASN yang bertindak sebagai pembina industri turun langsung ke kawasan Somber, Balikpapan Utara, untuk memantau proses produksi di industri tahu tempe setempat.

Tonny Hartono, Kabid Teknologi Sumber Daya Industri (TSDI) DKUMKMP Kota Balikpapan, menjelaskan bahwa tujuan kunjungan lapangan adalah memberikan gambaran nyata mengenai kondisi kerja, sarana-prasarana, serta tata cara produksi yang dijalankan oleh para pelaku IKM.

“Selain memahami proses produksi, kami juga ingin memastikan pelaku industri menerapkan prinsip higienis dalam pengolahan produk. Idealnya, setiap industri tahu tempe memiliki Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi (SLHS),” katanya.

Pentingnya SLHS bagi Keamanan Pangan

Sertifikasi SLHS menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan pangan. Tanpa standar higienis yang memadai, risiko keracunan pangan meningkat, sehingga membahayakan konsumen dan merusak reputasi industri lokal.

Tonny menegaskan bahwa SLHS mengajarkan pelaku usaha cara mengelola pangan dengan benar serta mengenali titik-titik kritis yang dapat menyebabkan gangguan keamanan pangan.

“Keamanan pangan ini penting dijaga supaya tidak terjadi keracunan di Balikpapan. Dengan sertifikasi, pelaku industri akan paham cara mengelola pangan yang baik serta mengenali titik-titik kritis yang berpotensi memicu kejadian luar biasa,” tambahnya.

Tantangan dan Proses Sertifikasi

Meskipun sosialisasi mengenai keamanan pangan menjadi tugas Dinas Kesehatan, DKUMKMP mengambil peran penting dalam membimbing IKM agar dapat memenuhi persyaratan fisik dan administratif untuk mendapatkan SLHS. Proses ini mencakup perbaikan sarana dan prasarana, penataan ulang ruang produksi, serta pemeliharaan peralatan sesuai standar.

Proses sertifikasi juga melibatkan uji laboratorium yang detail. Pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada produk olahan dan alat produksi, tetapi juga pada kesehatan penjamah makanan. Pemeriksaan kesehatan meliputi tes lengkap, termasuk rectal swab, untuk mendeteksi penyakit menular seperti cacingan dan tuberkulosis.

“Penjamah dicek kesehatannya agar tidak membawa penyakit yang bisa menularkan infeksi. Pemeriksaan lengkap ini penting untuk menjaga kualitas produk,” jelas Tonny.

Evaluasi dan Pemilihan IKM Berpotensi

Data DKUMKMP menunjukkan bahwa dari total 80 IKM tahu tempe di Balikpapan, 11 di antaranya telah memenuhi kriteria cukup baik dan berpotensi mendapatkan SLHS. Penilaian dilakukan berdasarkan kelengkapan sarana, pemahaman pelaku usaha, dan komitmen terhadap standar keamanan pangan.

Dari 11 IKM tersebut, tiga akan dipilih untuk difasilitasi mengikuti uji laboratorium dan proses sertifikasi SLHS. Tonny menegaskan bahwa pemilihan didasarkan pada sarana produksi yang memadai, pengetahuan yang baik, serta pemahaman manfaat sertifikasi.

“Tiga IKM yang kami pilih sarana produksinya bagus, pengetahuannya mumpuni, dan memahami betul manfaat sertifikasi SLHS. Ini adalah terobosan DKUMKMP yang akan terus berkembang bila anggaran memungkinkan,” ujarnya.

Manfaat Sertifikasi bagi Pelaku Industri

Sertifikasi SLHS tidak hanya meningkatkan kualitas produk tapi juga membuka peluang pasar baru. Produk yang telah bersertifikat diakui bersih dan higienis, sehingga lebih mudah diterima oleh sektor-sektor seperti perhotelan, rumah sakit, dan pasar modern.

Menurut Tonny, sertifikat ini bukan sekadar dokumen, melainkan jaminan bahwa pelaku IKM Balikpapan mampu bersaing dengan produk dari industri besar.

“Dengan SLHS, produk mereka akan diakui bersih dan higienis. Ini bukan hanya soal citra, tapi juga bukti bahwa pelaku IKM Balikpapan mampu bersaing dengan produk skala besar,” pungkasnya.

Program Berkelanjutan dan Harapan Pemerintah

Program peningkatan kapasitas SDM ini tidak berhenti pada pelatihan dan sertifikasi saja. DKUMKMP berencana melanjutkan dengan sesi pendampingan bagi pelaku industri yang belum memenuhi standar, agar mereka dapat memperbaiki proses produksi dan mempersiapkan diri untuk mendapatkan SLHS di masa depan.

Pemerintah Kota Balikpapan berharap langkah ini mampu meningkatkan daya saing industri lokal sekaligus menjamin keamanan pangan bagi masyarakat luas. Dengan begitu, industri tahu tempe di Balikpapan tidak hanya berkembang dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas dan keamanannya.

Terkini

Jakarta Aquarium: Wisata Edukasi dan Hiburan Keluarga

Senin, 11 Agustus 2025 | 11:55:53 WIB

Artis Indonesia Pilih Hidup Nyaman di Luar Negeri

Senin, 11 Agustus 2025 | 12:01:03 WIB

KUR BRI 25 Juta 2025: Panduan Lengkap Cermat

Senin, 11 Agustus 2025 | 12:07:26 WIB

BSI Perkuat Sinergi Pembiayaan Hijau Nasional

Senin, 11 Agustus 2025 | 12:10:21 WIB