
JAKARTA - Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, terutama perubahan iklim dan kebutuhan pembangunan berkelanjutan, peran lembaga keuangan menjadi sangat penting untuk mendorong transformasi ekonomi yang ramah lingkungan. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) hadir sebagai institusi keuangan yang berkomitmen kuat dalam memperkuat sinergi pembiayaan hijau. Melalui berbagai program dan kebijakan strategis, BSI turut serta mendukung agenda pemerintah dalam mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
BSI tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial semata, tetapi juga menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai landasan utama dalam operasionalnya. Bank ini berupaya memadukan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan sosial. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial yang diemban sebagai lembaga keuangan yang berperan strategis dalam perekonomian nasional.
Komitmen BSI terlihat jelas dalam berbagai aktivitas dan kerja sama yang dijalankan, termasuk partisipasi dalam forum-forum penting. Salah satunya adalah keterlibatan dalam Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025, sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai wadah pengembangan UMKM nasional. Dalam kesempatan tersebut, BSI menegaskan dukungan penuh terhadap pembiayaan hijau sebagai pilar utama dalam mendukung transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Baca Juga
Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menyatakan bahwa percepatan pembiayaan hijau dan inklusif merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Menurutnya, transformasi sistem keuangan ke arah yang lebih hijau menjadi kebutuhan strategis guna melindungi lingkungan hidup, memastikan pertumbuhan ekonomi yang merata, serta memperkuat daya saing nasional dalam menghadapi dampak perubahan iklim global.
Bob mengingatkan bahwa tanpa adanya transformasi tersebut, upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tidak akan mencapai hasil optimal. Berdasarkan data Bank Indonesia, potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim diperkirakan mencapai Rp100 triliun per tahun dan dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 40 persen pada tahun 2048 jika tidak ada langkah serius yang diambil.
Pernyataan tersebut disampaikan Bob saat mengikuti rangkaian kegiatan KKI 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, khususnya dalam Seminar Nasional Ekonomi Keuangan Hijau yang membahas penguatan sinergi pembiayaan hijau dalam mendukung transisi ekonomi berkelanjutan.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyumbang sekitar 60 persen PDB nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja. Namun, pelaku UMKM masih menghadapi tantangan signifikan, salah satunya adalah keterbatasan akses terhadap pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan. Kondisi ini berpotensi membuat UMKM tertinggal dalam beradaptasi dengan perubahan struktur pasar yang semakin menuntut praktik bisnis yang ramah lingkungan.
Melihat situasi ini, Bank Indonesia bersama anggota Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI), termasuk BSI, berkomitmen memperkuat ekosistem pembiayaan hijau dan inklusif. Upaya ini dilakukan melalui bauran kebijakan yang tepat, sinergi lintas sektor, serta penyebaran pengetahuan luas untuk mendorong transformasi ekonomi nasional.
Bob menegaskan, “BSI sangat mendukung penguatan sinergi pembiayaan hijau untuk mendorong transisi ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Dalam implementasinya, BSI terus memperkuat penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam bisnis dan operasional bank. Pembiayaan hijau menjadi pilar strategis untuk mewujudkan transisi ekonomi berkelanjutan.”
Visi keberlanjutan BSI adalah menjadi “The Best Global Bank Based on Implementation of Sustainable Finance.” Untuk itu, bank siap memberikan akses layanan keuangan berkelanjutan melalui produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan para nasabah serta mendukung pembangunan hijau nasional.
Dari sisi bisnis, hingga triwulan I tahun 2025, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp72,6 triliun atau sekitar 25,29 persen dari total portofolio pembiayaan. Rinciannya terdiri dari green financing sebesar Rp14,6 triliun dan social financing sebesar Rp58 triliun. Pembiayaan hijau tersebut memprioritaskan sektor energi terbarukan, transportasi bersih, pengelolaan air dan limbah berkelanjutan, serta produk ramah lingkungan.
Upaya memperbesar porsi pembiayaan hijau juga diwujudkan melalui penerbitan Sustainability Sukuk tahap II senilai Rp5 triliun pada tahun 2025. Penerbitan sukuk ini menunjukkan komitmen BSI dalam implementasi keuangan berkelanjutan, khususnya dalam mendukung UMKM dan pembiayaan hijau.
Komitmen terhadap pemberdayaan UMKM juga terlihat dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp52,5 triliun hingga Maret 2025, meningkat 12,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) tercatat sebesar Rp98,15 triliun atau 34,27 persen.
Selain menyediakan pembiayaan, BSI juga aktif mengembangkan UMKM Center di berbagai provinsi. Program ini bertujuan meningkatkan kapabilitas UMKM melalui pelatihan, edukasi, dan pendampingan usaha. BSI juga menyediakan platform digital seperti Salam Digital dan Portal Go UMKM yang memudahkan akses pembiayaan dan membantu promosi usaha.
Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa BSI tidak hanya fokus pada aspek keuangan, tetapi juga secara holistik membangun ekosistem usaha yang berkelanjutan dan berdaya saing. BSI menjadikan sinergi pembiayaan hijau sebagai motor penggerak perubahan ekonomi nasional yang lebih berkelanjutan.
Melalui berbagai upaya ini, BSI membuktikan komitmennya menjadi institusi keuangan syariah yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat luas. Sinergi antara berbagai pihak dalam ekosistem keuangan berkelanjutan diharapkan dapat mempercepat pencapaian target pembangunan ekonomi hijau yang inklusif dan berkesinambungan di Indonesia.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Jadwal Pelni KM Lambelu: Berlayar dari Palu ke Balikpapan Agustus Ini
- Senin, 11 Agustus 2025
Berita Lainnya
Jadwal Pelni KM Lambelu: Berlayar dari Palu ke Balikpapan Agustus Ini
- Senin, 11 Agustus 2025
Diskon Tiket KAI 20 Persen untuk HUT RI, Simak Syarat dan Cara Pesannya
- Senin, 11 Agustus 2025
Terpopuler
1.
Cara Mudah Cek Nomor BPJS Ketenagakerjaan Saat Kartu Hilang
- 11 Agustus 2025
2.
OJK: Pasar Modal Kunci Pertumbuhan Ekonomi RI
- 11 Agustus 2025
3.
Pelni KM Bukit Raya: Jadwal Terbaru Agustus 2025
- 11 Agustus 2025
4.
Liga Inggris Pekan Ini: Man United vs Arsenal
- 11 Agustus 2025
5.
Matricardi Ungkap Perbedaan Liga Indonesia Kini
- 11 Agustus 2025