Kementerian Haji dan Umrah Siapkan Rekrutmen Petugas Haji 2026
- Rabu, 01 Oktober 2025

JAKARTA - Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) Republik Indonesia tengah bersiap melaksanakan tahapan penting dalam persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1447 Hijriah atau 2026 Masehi.
Salah satu agenda utama yang akan segera dilakukan adalah proses rekrutmen petugas haji, yang dijadwalkan dimulai pada bulan November 2025.
Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan mutu pelayanan bagi jemaah haji Indonesia.
Baca Juga
Rekrutmen yang lebih awal disertai pelatihan intensif diharapkan mampu menghasilkan petugas dengan kesiapan fisik, pengetahuan, dan keterampilan komunikasi yang lebih baik.
Rekrutmen Dimulai November
Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyampaikan pengumuman tersebut dalam konferensi pers di Kantor Kemenhaj, Jakarta Pusat.
“Nanti kami melakukan rekrutmen terhadap petugas haji itu mungkin dimulai di bulan-bulan November,” ujarnya.
Para petugas haji yang berhasil lolos dari seleksi ketat nantinya tidak langsung diberangkatkan. Mereka akan lebih dahulu mengikuti pelatihan di embarkasi haji, atau dikenal sebagai barak. Masa pelatihan berlangsung selama tiga hingga empat minggu sebelum keberangkatan menuju Tanah Suci.
Alasan Diterapkannya Pelatihan
Menurut Dahnil, kebijakan pelatihan yang cukup panjang ini muncul karena masih banyak masukan dari jemaah terkait kualitas layanan pada musim haji sebelumnya. Beberapa petugas dinilai belum menjalankan tugas secara optimal, sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas melalui pembekalan yang lebih terstruktur.
“Mereka harus masuk barak selama kurang lebih tiga sampai empat minggu. Kenapa? Karena memang ada keluhan banyak terkait para petugas haji yang tidak melaksanakan tugasnya,” ungkapnya.
Tiga Fokus Utama Pelatihan
Program pelatihan bagi petugas haji ini akan menitikberatkan pada tiga aspek penting. Pertama, pelatihan ketahanan fisik. Hal ini mutlak diperlukan karena petugas dituntut mendampingi jemaah dalam aktivitas fisik yang cukup berat, mulai dari berjalan jauh hingga membantu jemaah yang membutuhkan dukungan.
Kedua, penguasaan dasar fikih haji. Bekal ini dibutuhkan agar petugas mampu menjawab pertanyaan jemaah terkait tata cara ibadah, sekaligus memberikan bimbingan sesuai tuntunan syariat.
Ketiga, kemampuan dasar bahasa Arab. Bekal bahasa ini sangat penting untuk komunikasi, baik dengan otoritas penyelenggara di Arab Saudi maupun dengan masyarakat setempat selama pelaksanaan ibadah haji.
“Supaya secara fisik mereka kuat, minimal kuat jalan, kuat gendong, fisik dasar haji juga penting ketika petugas ditanya, mereka paham. Kemudian bahasa Arab dasar,” jelas Dahnil.
Dengan kombinasi pelatihan tersebut, petugas diharapkan tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga cakap dalam memberikan bimbingan dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Komitmen Peningkatan Kualitas
Kemenhaj menekankan bahwa program ini merupakan langkah pembenahan layanan haji yang berkelanjutan. Evaluasi dari musim-musim sebelumnya menjadi dasar untuk menyusun kebijakan yang lebih baik.
Menurut Dahnil, kualitas petugas adalah faktor penting yang langsung dirasakan oleh jemaah. Karena itu, investasi pada pelatihan sumber daya manusia di bidang haji menjadi prioritas utama pemerintah.
Kuota Haji Tetap Sama
Selain membahas rekrutmen, Dahnil juga menjelaskan tentang kuota haji Indonesia untuk tahun 2026. Jumlahnya tidak mengalami perubahan dibanding tahun sebelumnya, yakni tetap 221.000 orang.
“92 persennya untuk jemaah haji reguler, 8 persennya untuk jemaah haji khusus. Artinya ada sekitar 203.000 untuk reguler, kemudian sekitar kurang lebih 17.000-an untuk jemaah haji khusus,” katanya.
Kepastian kuota ini memberi ruang bagi Kemenhaj untuk menyiapkan strategi penempatan petugas dengan lebih efektif, sesuai jumlah jemaah yang akan diberangkatkan.
Dua Perusahaan Penyedia Layanan
Pada musim haji 2026 mendatang, hanya ada dua perusahaan penyedia layanan atau syarikah yang ditunjuk untuk mengelola pelayanan bagi jemaah haji Indonesia.
Dua perusahaan tersebut adalah Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Albait Guest. Penunjukan keduanya diharapkan dapat membuat layanan lebih terarah dan terkendali.
Dengan pengalaman yang dimiliki, kedua syarikah tersebut diharapkan mampu menjaga kualitas pelayanan serta mendukung kenyamanan jemaah selama beribadah.
Harapan dari Kemenhaj
Kemenhaj menaruh harapan besar pada langkah ini. Rekrutmen yang lebih awal, seleksi ketat, serta pelatihan komprehensif dipadukan dengan dukungan penyedia layanan yang berpengalaman diharapkan akan membawa perubahan nyata.
Pemerintah ingin agar seluruh jemaah haji Indonesia merasakan peningkatan kualitas layanan pada musim haji 2026, baik dari sisi pembimbingan, pendampingan, maupun fasilitas yang tersedia.
Menuju Penyelenggaraan Lebih Baik
Persiapan yang dilakukan jauh hari sebelum pemberangkatan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melayani jemaah. Ibadah haji adalah ibadah yang penuh makna, sehingga dukungan petugas yang terlatih menjadi sangat penting.
Kemenhaj meyakini, dengan rekruitmen profesional, pelatihan ketat, dan sinergi bersama mitra penyedia layanan, penyelenggaraan haji 2026 akan berjalan lebih lancar dan nyaman.
Rekrutmen petugas yang dimulai pada November 2025 hanyalah langkah awal. Namun, dengan fondasi yang kuat sejak awal, diharapkan musim haji 2026 benar-benar memberikan pengalaman ibadah yang khusyuk dan lebih tertata bagi seluruh jemaah Indonesia.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kementerian Haji dan Umrah Siapkan Rekrutmen Petugas Haji 2026
- 01 Oktober 2025
2.
Erick Thohir Puji Mandalika, Tantangan Baru Pebalap Dunia
- 01 Oktober 2025
3.
Marc Marquez Bertemu Prabowo Jelang MotoGP Mandalika 2025
- 01 Oktober 2025